HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT – INDONESIA
MASA REFORMASI ERA
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Kelas A
- Regina Maharani
- Ahmad Muarif Dinamika Hubungan Amerika Serikat-Indonesia Masa Orde Lama
- Sheila Medina Gambaran Umum Hubungan Politik Luar Negeri Amerika Serikat dan Indonesia
- Andira Vergiano Indonesia dan Amerika Serikat pada "Era Orde Baru"
- Ginda Zulhizar
- Moh. Taufan K
- Bryan Bimantoro
Era Megawati Soekarnoputri (2001-2004)
Oleh
: Regina Maharani
Megawati Soekarnoputri
adalah Presiden kelima dengan masa jabatan 23 Juli 2001 sampai dengan 20
Oktober 2004. Megawati menjadi Presiden menggantikan
posisi Abdurrahman Wahid yang dicabut mandatnya oleh MPR RI. Pada masa
pemerintahan Megawati demokrasi di Indonesia mengalami penguatan konsolidasi. Di
era pemerintahnnya pula, pemilihan umum Presiden Indonesia secara langsung
dilaksanakan dan hal tersebut merupakan salah satu keberhasilan proses
demokratisasi di Indonesia.
Terlepas
dari itu, selama kurang lebih tiga tahun kepemimpinanya, Megawati sebagai
Presiden Indonesia juga tentu melakukan kerjasama dengan negara lain yakni
salah satunya menjalin hubungan bilateral dengan Amerika Serikat.
Hubungan bilateral adalah adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang
saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua belah pihak atau
dua negara (Krisna, 1993). Adanya hubungan
kerjasama yang dijalin antara Indonesia dan Amerika Serikat tentu erat kaitanya
dengan tujuan masing-masing negara yakni dalam mencapai kepentingan nasional
nya. Morgenthau mengartikanya yakni kepentingan nasional setiap negara adalah
mengejar kekuasaan, yaitu apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan
pengendalian suatu negara atas negara lain. Hubungan kekuasaan dan pengendalia nitu
bisa diciptakan melalui teknik-teknik paksaan maupun kerja sama (Mas’oed, 1990). Dalam mencapai
kepentingan Indonesia, maka terciptalah kerjasama antara Indonesia dan Amerika
Serikat.
Peristiwa 9/11 menjadi awal bagi Amerika Serikat dalam
mengecam dan memerangi terorisme. Adanya peristiwa tersebut membuat Amerika
Serikat mengeluarkan kebijakan untuk memerangi terorisme dan mengajak seluruh
negara di dunia untuk ikut memberantas terorisme termasuk dengan Indonesia.
Amerika Serikat yang pada saat itu dipimpin oleh Presiden George W Bush
mengalami kondisi national emergency.
Kebijakan yang diambil Amerika Serikat dalam melawan terorisme merupakan suatu
bentuk dari pertahanan Amerika Serikat untuk melindungi segenap warga
negaranya. Keamanan menjadi masalah dari semua negara yang harus dipelihara
secara bersama-sama dari masing-masing negara, seakan-akan keamanan
masing-masing dipertaruhkan (Morgenthau, 2001).
Gencarnya Amerika Serikat mengajak memerangi terorisme
disambut baik oleh Indonesia yang pada saat itu dipimpin oleh Megawati
Soekarnoputri. Pada tanggal 20 September 2001, Presiden
Megawati melakukan kunjungan ke Washington DC guna melakukan pertemuan dengan
Presiden Amerika Serikat George W. Bush, Wakil Presiden Dick Cheney, Menteri Luar Negeri Amerika
Serikat Colin Powel, serta Panglima Amerika Serikat yang jadwal pertwmuanya
berbeda hari. Dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat, kedua kepala
negara ini membahas perlunya kerjasama hubungan bilateral keamanan. Dalam
berita (PerpusnasRI, 2001), Indonesia dan Amerika Serikat sepakat
untuk mengadakan suatu dialog keamanan bilateral dibawah masing-masing menteri
pertahanan yang akan memberikan suatu peluang bagi pertukaran pandangan mengenai
masalah pertahanan dan keamanan dalam lingkup yang luas.
Mengingat pentingnya keberhasilan hubungan Indonesia
dengan Amerika Serikat, Bush berjanji untuk memberikan dukungannya pada
usaha-usaha Megawati dalam membangun Indonesia yang stabil, utuh, demokratis
dan makmur (PerpusnasRI, 2001). Menindaklanjuti hal tersebut, Bush juga
berjanji kepada Indonesia untuk memberikan dana sebesar US$ 130 juta kepada
Indonesia dalam bentuk bantuan bilateral pada tahun fiskal 2002. Bush akan
bekerjasama dengan Kongres agar dapat memperoleh persetujuan prposal tersebut.
Bantuan tersebut akan berfokus pada reformasi dan peradilan bagi indonesia.
Selain itu, di dalam surat teks resmi dari Kantor Sekretaris Pers melalui
Perpusnas, Indonesia akan Indonesia akan diikutsertakan dalam berbagai
konferensi, pelatihan yang bersifat multilateral, pertukaran informasi seperti
halnya reformasi militer, hukum militer, investigasi, keterbukaan di bidang anggaran dan penganggaran untuk
militer, serta bantuan dibidang kemanusiaan dan kerjasama operasi bantuan.
Perluasan hubungan militer juga telah disepakati oleh Megawati dan Bush. Salah
satunya ialah dengan pengadaan kembali pertemuan antara kedua lembaga militer
yakni Tentara Nasional Indonesia(TNI) dan Militer Amerika Serikat untuk
mendukung Indonesia dalam reformasi dan profesionalisme di bidang militer.
Kerjasama selanjutnya yang diambil oleh
Indonesia dengan Amerika Serikat adalah bidang reformasi ekonomi. Kesepakatan
antara Megawati dan Bush bahwa Indonesian mengalami masalah pada reformasi dan
restrukturisasi ekonomi nya. Untuk itu, tindakan yang dilakukan Bush adalah
mendukung langkah Megawati yang dimana akan melakukan reformasi di bidng
ekonomi. Hal tersebut termasuk privatisasi bank dan penjualan aset yang masuk
dalam BPPN. Pada saat itu, fokus Megawati di bidang ekonomi terletak pada
peningkatan investasi yang lebih baik di Indonesia. Termasuk didalamnya
penyelesaian perselisihan dalam bidang investasi yang belum terselesaikan dan
melindungi aset yang ada serta kekayaan investor. Sebagai ungkapan kepercayaan
Amerika Serikat terhadap kepemimpinan Megawati, Bush menyatakan, tiga badan
perdagangan keuangan Amerika Serikat yaitu Bank
Expor Impor, Overseas Private Investment Corporation (OPIC), dan US Trade and Development Agency, telah mengembangkan suatu
inisiatif kerjasama perdagangan dan keuangan untuk memajukan perkembangan
ekonomi di Indonesia (PerpusnasRI, 2001). Ketiga badan
tersebut telah sepakat memberikan dana gabungan
kepada Indonesia sebesar US$ 400 juta yang tujuanya adalah untuk
memajukan perdagangan dan penanaman modal di Indonesia, khususnya disektor
minyak dan gas. Selain itu, George W. Bush juga menyetujui untuk memberikan
tambahan dana sebesar US$ 100 juta kepada Indonesia melalui Generalized System of Preferences (GSP).
Selebihnya, menanggapi kesepakatan tersebut, menteri perdagangan masing-masing
negara mengadakan pertemuan kembali Dewan Perdagangan dan Penanaman Modal
Indonesia-Ameria Serikat untuk membahas lebih lanjut hal tersebut.
Kerjasama bilateral anatara Indonesia dan
Amerika Serikat era Megawati Soekarnoputri memberikan keuntungan bagi kedua
negara. Indonesia dan Amerika Serikat merupakan dua Negara besar didunia
yang memiliki pengaruh besar terhadap dunia internasional. Pencapaian kepentingan
nasional menjadi tujuan dibuatnya kerjasama bilateral ini. Tujuanya yakni adanya
keinginan untuk mewujudkan terciptanya stabilitas keamanan nasional, keamanan
kawasan serta keamanan dunia. Dalam prakteknya, terjalinlah hubungan kerjasama
bilateral bidang keamanan(militer dan anti terorisme) serta bidang ekonomi(investasi
dan perbankan) pada era Megawati Soekarnoputri dan George W. Bush.
Referensi
Ali, M. (2001, Oktober 23). Pertemuan Bush-Mega dan
Perang Melawan Terorisme. Dipetik Juni 27, 2015, dari Globalisasi:
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=3001&coid=1&caid=45&gid=4
Krisna, D. (1993).
Kamus Politik Internasional. Jakarta: PT. Grasindo.
Mas’oed, M.
(1990). Ilmu Hubungan Internasional; Disiplin dan Metodologi. Jakarta:
PT. Pustaka LP3ES.
Morgenthau, H. J.
(2001). Politik Antarbangsa Perjuangan Untuk Kekuasaan dan Perdamaian.
Bandung: PT. Banacipta.
PerpusnasRI. (2001,
September 21). Megawati Soekarnoputri. Dipetik Juni 28, 2015, dari
Kepustakaan Presiden:
http://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/article_clipping/?box=detail&id=1192&from_box=list_245&hlm=2&search_tag=&search_keyword=&activation_status=&presiden_id=5&presiden=megawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar