Senin, 29 Juni 2015

Final Task



HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT – INDONESIA
MASA REFORMASI ERA MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Kelompok 5 Politik Global AS
Kelas A
Era Megawati Soekarnoputri (2001-2004)
Oleh : Regina Maharani

Megawati Soekarnoputri adalah Presiden kelima dengan masa jabatan 23 Juli 2001 sampai dengan 20 Oktober 2004. Megawati menjadi Presiden menggantikan posisi Abdurrahman Wahid yang dicabut mandatnya oleh MPR RI. Pada masa pemerintahan Megawati demokrasi di Indonesia mengalami penguatan konsolidasi. Di era pemerintahnnya pula, pemilihan umum Presiden Indonesia secara langsung dilaksanakan dan hal tersebut merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia.
Terlepas dari itu, selama kurang lebih tiga tahun kepemimpinanya, Megawati sebagai Presiden Indonesia juga tentu melakukan kerjasama dengan negara lain yakni salah satunya menjalin hubungan bilateral dengan Amerika Serikat. Hubungan bilateral adalah adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua belah pihak atau dua negara (Krisna, 1993). Adanya hubungan kerjasama yang dijalin antara Indonesia dan Amerika Serikat tentu erat kaitanya dengan tujuan masing-masing negara yakni dalam mencapai kepentingan nasional nya. Morgenthau mengartikanya yakni kepentingan nasional setiap negara adalah mengejar kekuasaan, yaitu apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan pengendalian suatu negara atas negara lain. Hubungan kekuasaan dan pengendalia nitu bisa diciptakan melalui teknik-teknik paksaan maupun kerja sama (Mas’oed, 1990). Dalam mencapai kepentingan Indonesia, maka terciptalah kerjasama antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Peristiwa 9/11 menjadi awal bagi Amerika Serikat dalam mengecam dan memerangi terorisme. Adanya peristiwa tersebut membuat Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan untuk memerangi terorisme dan mengajak seluruh negara di dunia untuk ikut memberantas terorisme termasuk dengan Indonesia. Amerika Serikat yang pada saat itu dipimpin oleh Presiden George W Bush mengalami kondisi national emergency. Kebijakan yang diambil Amerika Serikat dalam melawan terorisme merupakan suatu bentuk dari pertahanan Amerika Serikat untuk melindungi segenap warga negaranya. Keamanan menjadi masalah dari semua negara yang harus dipelihara secara bersama-sama dari masing-masing negara, seakan-akan keamanan masing-masing dipertaruhkan (Morgenthau, 2001).
Gencarnya Amerika Serikat mengajak memerangi terorisme disambut baik oleh Indonesia yang pada saat itu dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Pada tanggal 20 September 2001, Presiden Megawati melakukan kunjungan ke Washington DC guna melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat George W. Bush, Wakil Presiden  Dick Cheney, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Colin Powel, serta Panglima Amerika Serikat yang jadwal pertwmuanya berbeda hari. Dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat, kedua kepala negara ini membahas perlunya kerjasama hubungan bilateral keamanan. Dalam berita (PerpusnasRI, 2001), Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk mengadakan suatu dialog keamanan bilateral dibawah masing-masing menteri pertahanan yang akan memberikan suatu peluang bagi pertukaran pandangan mengenai masalah pertahanan dan keamanan dalam lingkup yang luas.
Mengingat pentingnya keberhasilan hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat, Bush berjanji untuk memberikan dukungannya pada usaha-usaha Megawati dalam membangun Indonesia yang stabil, utuh, demokratis dan makmur (PerpusnasRI, 2001).  Menindaklanjuti hal tersebut, Bush juga berjanji kepada Indonesia untuk memberikan dana sebesar US$ 130 juta kepada Indonesia dalam bentuk bantuan bilateral pada tahun fiskal 2002. Bush akan bekerjasama dengan Kongres agar dapat memperoleh persetujuan prposal tersebut. Bantuan tersebut akan berfokus pada reformasi dan peradilan bagi indonesia. Selain itu, di dalam surat teks resmi dari Kantor Sekretaris Pers melalui Perpusnas, Indonesia akan Indonesia akan diikutsertakan dalam berbagai konferensi, pelatihan yang bersifat multilateral, pertukaran informasi seperti halnya reformasi militer, hukum militer, investigasi, keterbukaan  di bidang anggaran dan penganggaran untuk militer, serta bantuan dibidang kemanusiaan dan kerjasama operasi bantuan. Perluasan hubungan militer juga telah disepakati oleh Megawati dan Bush. Salah satunya ialah dengan pengadaan kembali pertemuan antara kedua lembaga militer yakni Tentara Nasional Indonesia(TNI) dan Militer Amerika Serikat untuk mendukung Indonesia dalam reformasi dan profesionalisme di bidang militer.
Kerjasama selanjutnya yang diambil oleh Indonesia dengan Amerika Serikat adalah bidang reformasi ekonomi. Kesepakatan antara Megawati dan Bush bahwa Indonesian mengalami masalah pada reformasi dan restrukturisasi ekonomi nya. Untuk itu, tindakan yang dilakukan Bush adalah mendukung langkah Megawati yang dimana akan melakukan reformasi di bidng ekonomi. Hal tersebut termasuk privatisasi bank dan penjualan aset yang masuk dalam BPPN. Pada saat itu, fokus Megawati di bidang ekonomi terletak pada peningkatan investasi yang lebih baik di Indonesia. Termasuk didalamnya penyelesaian perselisihan dalam bidang investasi yang belum terselesaikan dan melindungi aset yang ada serta kekayaan investor. Sebagai ungkapan kepercayaan Amerika Serikat terhadap kepemimpinan Megawati, Bush menyatakan, tiga badan perdagangan keuangan Amerika Serikat yaitu Bank Expor Impor, Overseas Private Investment Corporation (OPIC), dan US Trade and Development Agency, telah mengembangkan suatu inisiatif kerjasama perdagangan dan keuangan untuk memajukan perkembangan ekonomi di Indonesia (PerpusnasRI, 2001). Ketiga badan tersebut telah sepakat memberikan dana gabungan  kepada Indonesia sebesar US$ 400 juta yang tujuanya adalah untuk memajukan perdagangan dan penanaman modal di Indonesia, khususnya disektor minyak dan gas. Selain itu, George W. Bush juga menyetujui untuk memberikan tambahan dana sebesar US$ 100 juta kepada Indonesia melalui Generalized System of Preferences (GSP). Selebihnya, menanggapi kesepakatan tersebut, menteri perdagangan masing-masing negara mengadakan pertemuan kembali Dewan Perdagangan dan Penanaman Modal Indonesia-Ameria Serikat untuk membahas lebih lanjut hal tersebut.
Kerjasama bilateral anatara Indonesia dan Amerika Serikat era Megawati Soekarnoputri memberikan keuntungan bagi kedua negara. Indonesia dan Amerika Serikat merupakan dua Negara besar didunia yang memiliki pengaruh besar terhadap dunia internasional. Pencapaian kepentingan nasional menjadi tujuan dibuatnya kerjasama bilateral ini. Tujuanya yakni adanya keinginan untuk mewujudkan terciptanya stabilitas keamanan nasional, keamanan kawasan serta keamanan dunia. Dalam prakteknya, terjalinlah hubungan kerjasama bilateral bidang keamanan(militer dan anti terorisme) serta bidang ekonomi(investasi dan perbankan) pada era Megawati Soekarnoputri dan George W. Bush.



Referensi


Ali, M. (2001, Oktober 23). Pertemuan Bush-Mega dan Perang Melawan Terorisme. Dipetik Juni 27, 2015, dari Globalisasi: http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=3001&coid=1&caid=45&gid=4
Krisna, D. (1993). Kamus Politik Internasional. Jakarta: PT. Grasindo.
Mas’oed, M. (1990). Ilmu Hubungan Internasional; Disiplin dan Metodologi. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
Morgenthau, H. J. (2001). Politik Antarbangsa Perjuangan Untuk Kekuasaan dan Perdamaian. Bandung: PT. Banacipta.
PerpusnasRI. (2001, September 21). Megawati Soekarnoputri. Dipetik Juni 28, 2015, dari Kepustakaan Presiden: http://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/article_clipping/?box=detail&id=1192&from_box=list_245&hlm=2&search_tag=&search_keyword=&activation_status=&presiden_id=5&presiden=megawati